Mental Health
Kesehatan mental adalah tingkat kesejahteraan psikologis atau tidak adanya penyakit mental. Ini adalah keadaan seseorang yang "berfungsi pada tingkat penyesuaian emosi dan perilaku yang memuaskan". Dari perspektif psikologi positif atau holisme, kesehatan mental dapat mencakup kemampuan individu untuk menikmati hidup dan menciptakan keseimbangan antara aktivitas hidup dan upaya mencapai ketahanan psikologis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kesehatan mental mencakup "kesejahteraan subjektif, self-efficacy yang dirasakan, otonomi, kompetensi, ketergantungan antar generasi, dan aktualisasi diri dari potensi intelektual dan emosional seseorang, antara lain". Lebih lanjut WHO menyatakan bahwa kesejahteraan individu tercakup dalam realisasi kemampuan mereka, mengatasi tekanan hidup normal, pekerjaan produktif, dan kontribusi kepada komunitas mereka.
Perbedaan budaya, penilaian subjektif, dan teori profesional yang bersaing semuanya mempengaruhi bagaimana seseorang mendefinisikan "kesehatan mental".
Kesehatan mental dan penyakit mental
Menurut U.K. Surgeon Journal, kesehatan mental adalah keberhasilan kinerja fungsi mental yang menghasilkan aktivitas yang produktif, memenuhi hubungan dengan orang lain, dan memberikan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan mengatasi kesulitan. Istilah penyakit mental mengacu secara kolektif pada semua gangguan mental yang dapat didiagnosis — kondisi kesehatan yang ditandai dengan perubahan dalam cara berpikir, suasana hati, atau perilaku yang terkait dengan kesusahan atau gangguan fungsi. Kesehatan mental dan penyakit mental adalah dua konsep yang berkelanjutan. Orang dengan kesehatan mental yang optimal juga dapat menderita penyakit mental, dan orang yang tidak memiliki penyakit mental juga dapat menderita penyakit mental.
Masalah kesehatan mental dapat timbul karena stres, kesepian, depresi, kecemasan, masalah hubungan, kematian orang yang dicintai, pikiran untuk bunuh diri, kesedihan, kecanduan, ADHD, menyakiti diri sendiri, berbagai gangguan mood, atau penyakit mental lainnya dengan derajat yang berbeda-beda, seperti serta ketidakmampuan belajar. Terapis, psikiater, psikolog, pekerja sosial, praktisi perawat, atau dokter keluarga dapat membantu mengelola penyakit mental dengan perawatan seperti terapi, konseling, atau pengobatan.
Sejarah
Sejarah awal
Secara global pada awal sejarah, penyakit mental dipandang sebagai masalah agama. Dalam tulisan-tulisan Yunani, Romawi, Mesir, dan India kuno, penyakit mental dipandang sebagai masalah pribadi dan hukuman agama. Pada abad ke-5 SM, Hippocrates adalah pelopor pertama yang menangani penyakit mental melalui pengobatan atau penyesuaian dalam lingkungan pasien. Meskipun karyanya sangat berpengaruh, pandangan tentang hukuman agama dan kerasukan setan tetap ada selama Abad Pertengahan.
Sejarah Amerika Serikat
Pada pertengahan abad ke-19, William Sweetser adalah orang pertama yang menciptakan istilah higiene mental, yang dapat dilihat sebagai pendahulu dari pendekatan kontemporer untuk bekerja dalam mempromosikan kesehatan mental yang positif. Isaac Ray, presiden keempat dari American Psychiatric Association dan salah satu pendirinya, lebih jauh mendefinisikan kesehatan mental sebagai "seni menjaga pikiran dari semua kejadian dan pengaruh yang diperhitungkan untuk menurunkan kualitasnya, merusak energinya, atau mengubah gerakannya". Ini dikenal sebagai "gerakan kebersihan mental". dan membuka klinik kesehatan jiwa rawat jalan pertama di Amerika Serikat.
Gerakan kebersihan mental, serupa dengan gerakan kebersihan sosial, kadang-kadang dikaitkan dengan advokasi egenetika dan sterilisasi mereka yang dianggap terlalu kekurangan mental untuk dibantu dalam pekerjaan yang produktif dan kehidupan keluarga yang puas. Pada tahun-tahun pasca-Perang Dunia II, referensi tentang kesehatan mental secara bertahap diganti dengan istilah 'kesehatan mental' karena aspek positifnya yang berkembang dari pengobatan penyakit ke bidang perawatan kesehatan preventif dan promotif.
Marie Jahoda menjelaskan enam kategori utama dan fundamental yang dapat digunakan untuk mengkategorikan individu yang sehat secara mental. Ini termasuk: sikap positif terhadap diri sendiri, pertumbuhan pribadi, integrasi, otonomi, persepsi sejati tentang realitas, dan penguasaan lingkungan, yang mencakup kemampuan beradaptasi dan hubungan interpersonal yang sehat.
Sejarah Bangladesh
Gangguan kesehatan mental dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan sekitar 13% dari Beban Global penyakit dan penyakit kesehatan mental yang parah dapat mengurangi harapan hidup seseorang sekitar 20%. Negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki beban gangguan kesehatan jiwa yang lebih tinggi karena tidak dianggap sebagai masalah kesehatan sebagaimana penyakit kronis lainnya. Sebagai negara berpenghasilan rendah, di Bangladesh, masalah kesehatan mental sangat distigmatisasi.